Perjalanan panjang Kota Tangerang untuk mewujudkan Kota Pintar atau Smart City akhirnya terwujud. Kota berjuluk Seribu Industri dan Sejuta Jasa ini mampu menjadi percontohan untuk kota dan kabupaten lain hingga provinsi dalam penerapan Smart City.
Tercatat, sudah 47 daerah di Indonesia mereplikasi aplikasi milik Kota Tangerang, baik provinsi, kabupaten, hingga berbagai kota di Indonesia. Diantaranya, Kabupaten Bandung, Kabupaten Belitung Timur, Kabupaten Pinrang, Kota Jayapura, Kota Padang Panjang dan terakhir ialah Kabupaten Poso.
Kepala Diskominfo, Kota Tangerang, Indri Astuti menjelaskan Kota Tangerang merupakan satu-satunya daerah yang memiliki aplikasi terbanyak di Indonesia, yaitu 222 aplikasi. Terinci, 203 aplikasi web, 19 aplikasi mobile serta adanya 12 fasilitas sertifikat elektronik. Selain itu, memiliki super aplikasi Tangerang LIVE sebagai Super Apps layanan publik dengan 14 layanan dan 36 menu, yang saat ini telah didownload sebanyak 1.062.235 pengguna.
“Lewat aplikasi Tangerang LIVE, pelayanan publik di Kota Tangerang hingga saat sudah dalam satu genggaman. Mulai dari dari Layanan Gawat Darurat 112, Layanan Aspirasi Kotak Saran Anda (LAKSA), Layanan Pencari Kerja, daftar harga bahan pokok di pasar dan kumpulan berita terkait Kota Tangerang,” ungkap Indri.
Lanjutnya, pengembangan Smart City di Kota Tangerang berorientasi pada pemenuhan layanan kepada masyarakat. Sehingga, tidak heran jika sampai saat ini banyak sekali aplikasi yang telah dibangun oleh Pemkot Tangerang mampu menyelesaikan setiap tantangan dan persoalan yang ada di masyarakat.
“Kami telah bangun dua super aplikasi yaitu Aplikasi Tangerang LIVE yang berisi berbagai aplikasi layanan publik untuk masyarakat mulai dari layanan aduan dan juga job fair. Kemudian juga ada Aplikasi e-Government untuk aplikasi internal Pemkot Tangerang,” jelasnya.
Sebagai informasi, selain lewat pengembangan aplikasi, implementasi Smart City di Kota Tangerang juga bisa dilihat di Smartcity.tangerangkota.go.id atau melalui enam pilar kota pintar. Yakni smart governance, smart branding, smart economy, smart living, smart society, dan smart environment.
Akademisi dan Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) Memed Chumaidi mengungkapkan, capaian pembangunan selama dua periode kepemimpinan Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah dan Wakil Wali Kota Sachrudin, bisa dilihat dari delapan indikator
“Adapun beberapa indikator keberhasilan dalam pembangunan daerah tersebut, dapat mencakup berbagai aspek. Pertama, Perekonomian seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat investasi, lapangan pekerjaan dan pendapatan per kapita,” ungkap Memed.
“Soal perekonomian, Pemkot Tangerang sudah membuat Aplikasi Tangerang LIVE. Setidaknya ketersediaan difasilitasi oleh Pemkot Tangerang. Walaupun kondisi perekonomian saat ini memang sedang tidak baik-baik saja, pasca pandemic Covid-19,” kata Memed.
Kedua, Infrastruktur yang berkaitan dengan ketersediaan dan kualitas jalan, transportasi, listrik, air bersih, serta fasilitas umum lainnya. Ketiga, Pendidikan seperti tingkat melek huruf, akses pendidikan, dan kualitas sistem pendidikan.
“Pendidikan masih oke lah, tinggal inovasi dan kreatifitas tenaga pendidiknya (SDM) diperkuat. Keempat, kesehatan seperti indeks harapan hidup, tingkat kesehatan masyarakat, akses layanan kesehatan, dan penanganan penyakit di Kota Tangerang yang cukup lengkap, cepat dan mudah,” jelasnya.
Kelima, Lingkungan yakni keberlanjutan lingkungan, ketersediaan puluhan taman dan ruang terbuka hijau, serta upaya pelestarian sumber daya alam. Keenam, pemberdayaan masyarakat seperti tingkat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan, akses informasi, dan keberlanjutan program sosial.
Ketujuh, keamanan seperti tingkat keamanan dan ketertiban, serta penanggulangan bencana. Kedelapan, Tata Pemerintahan yakni transparansi, akuntabilitas, dan efektivitas pemerintahan daerah.
“Untuk tata pemerintahan, Pemkot sudah merealisasikan transparansi dalam rekrutmen pejabat-pejabat daerah dengan pola Merit Sistem. Ini bukan hal kecil, dan harus diakui, diketahui dan diapresiasi semua pihak,” pungkas Memed.
Diketahui, merit sistem adalah kebijakan dan manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar, dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.
Merit Sistem merupakan salah satu hasil dari agenda reformasi birokrasi yang dicanangkan Presiden untuk membangun birokrasi netral dan mampu memberikan pelayanan publik serta terbebas dari KKN.
“Dan Kota Tangerang dalam hal ini sudah merealisasikannya dengan baik di banding dengan daerah-daerah lain di Provinsi Banten,” jelasnya.
Sementara secara keseluruhan, Arief dan Sachrudin dinilai sudah menampilkan performa terbaiknya dalam pembangunan. “Legacy kepemimpinan mereka tersinergi dengan baik, tinggal melakukan penetrasi kolektif untuk menuju pemenuhan yang belum terealisasi,” tutupnya.(Adv)