back to top
HARIANRAKYAT.ID Mengucapkan Selamat Hari Raya Idel Fitri 1446 - 2025
HARIANRAKYAT.ID Mengucapkan Selamat menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1446 - 2025
BerandaTangerang RayaBegini Perjuangan Mualaf, Rela Diusir Keluarga Bahkan Ijazah Dibakar

Begini Perjuangan Mualaf, Rela Diusir Keluarga Bahkan Ijazah Dibakar

HARIANRAKYAT.ID, KOTA TANGSEL-Perjalanan seseorang menjadi muslim tak jarang harus melewati rintangan cukup berat. Hal itu dialami Mey, warga Pamulang Kota Tangsel, menceritakan perjalanan untuk menjadi seorang muslim.

Ia menceritakan kisahnya itu, saat mengikuti Pembinaan Mualaf Center MUI Tangsel, Rabu (13/12/2023) di Gedung Kelembagaan Jalan Siliwangi no 2, Pamulang Kota Tangsel.

Wanita berkurung corak bunga merah berdasar warna hitam itu menuturkan, jika hidup  berada di lingkungan keturunan Cina beragama Katolik. Bahkan kakek dan neneknya aktif di gereja.

“Keluarga besar kami, termasuk kakek dan nenek aktif di gereja,” tuturnya.

Termasuk dirinya, dahulu pernah sebagai penyanyi di Gereja. Namun lucunya yang dia alami, meski hidup di lingkungan Katolik, tempat tinggalnya di tengah-tengah masyarakat Islam. Bahkan rumahnya menghadap sebuah musola.

“Keluarga tidak mengizinkan saya keluar. Setiap hari saya hanya di dalam rumah. Kebetulan rumah di depan Mushola maka saya sering ngintip orang shalat. Sehingga saya sering mengikuti, bahkan sejak kecil saya sudah hafal juz tiga puluh,” tuturnya haru.

Maka sewaktu tahun 2008, dia berikrar membaca dua kalimah syahadat bahkan sudah bisa membaca Al Quran dan hafalan surat-surat pendek termasuk gerakan shalat.

“Di Katolik ada saat teduh yang dilakukan tengah malam, karena saya juga sudah terbiasa bangun jelang subuh, maka saya gunakan untuk mengerjakan salat tahajud,” tambah ia.

Tantangan untuk menjadi seorang muslim dengan ketenangan hati terus dilalui, termasuk puncaknya saat dirinya diusir oleh keluarga besarnya, sampai-sampai ijazah dibakar.

“Saya dibuang sama keluarga, bahkan ijazah saya di bakar. Maka harus mulai hidup dari nol, tidak memiliki apa-apa, suatu saat bercerita kepada orang lain sesama muslim, tentang kesulitan yang dialami tapi sebaliknya malah mendapatkan ejekan. Maka saya berkesimpulan berkeluh kesah bukan kepada orang tapi kepada Allah SWT, yang Maha Kaya dan Maha Pemberi,” tutupnya. (din).

Tinggalkan Pesan

- Advertisement -spot_img
Komentar Terbaru
Must Read
Related News