back to top
HARIANRAKYAT.ID Mengucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 79 "Nusantara Baru Indonesia Maju
HARIANRAKYAT.ID Mengucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 79 "Nusantara Baru Indonesia Maju
BerandaTangerang Raya140 Peserta Mengikuti Pembinaan Sekolah Adiwiyata, Begini Kata Pilar: Langkah Awal Jadi...

140 Peserta Mengikuti Pembinaan Sekolah Adiwiyata, Begini Kata Pilar: Langkah Awal Jadi Generasi Restorasi

Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangsel menyelenggarakan “Pembinaan Sekolah  Adiwiyata Tingkat Kota Menuju Sekolah Adiwiyata Tingkat Provinsi Banten tahun 2023” berlangsung di Hotel Soll Marina, bilangan Serpong Utara pada Rabu 15 Februari 2023.

Turut hadir, Wakil Walikota Tangsel Pilar Saga Ichsan, Ketua Forum Adiwiyata Kota Tangsel Raden Roro Truetami Ajeng Soediutomo, Kepala DLH Kota Tangsel, Wahyunoto Lukman, Sekretaris DLH Irfan Santoso dan Ketua Panitia sekaligus juga sebagai Kepala Bidang Tata Lingkungan DLH Kota Tangsel, Doni Herawan serta Kasi Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, Kota Tangsel Deniwati. 

Wakil Walikota Tangsel Pilar Saga Ichsan menyampaikan kelestarian lingkungan hidup menjadi sangat penting dijaga demi kelangsungan anak cucu kelak. Jangka panjangnya, lingkungan hidup yang rusak akan mudah mendatangkan berbagai bencana, seperti tanah longsor, kekeringan, dan sebagainya. Dalam situasi demikian, sebenarnya ada bagian banyak hal yang bisa dilakukan dalam menjalankan fitrah sebagai manusia. Yaitu mengemban amanah untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.

“Munculnya permasalahan lingkungan hidup merupakan sebagian kecil dari banyaknya permasalahan lain yang membutuhkan solusi yang tepat  dalam penanganannya,” ujarnya.

Kelestarian lingkungan hidup sering menjadi isu pembahasan saat ini. Bukan tanpa alasan, isu ini banyak mengemuka karena maraknya pencemaran lingkungan hidup yang seringkali mendatangkan bencana. Bencana-bencana seperti banjir, tanah longsor dan lain sebagainya nyatanya banyak mendatangkan kerugian bagi manusia. Umumnya bencana-bencana yang terjadi adalah akibat kerusakan lingkungan yang disebabkan ulah manusia.

“Perbaikan lingkungan atau restorasi ekosistem juga dapat dimulai dengan melakukan pemberdayaan lingkungan sejak dini. Pemahaman bahwa lingkungan yang lestari merupakan sebaik-baiknya warisan bagi generasi yang akan datang menjadi bekal penting bagi anak-anak dalam perkembangannya. Sejalan dengan hal tersebut, sekolah adiwiyata menjadi pijakan dan batu loncatan pertama untuk menjadikan pribadi berwawasan lingkungan. Juga sebagai langkah awal bagi adik-adik sekalian menjadi generasi restorasi,” tambah ia.

Sambutan-Kasi Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, Kota Tangsel Deniwati. Kepala DLH Kota Tangsel Wahyunoto Lukman dan Kepala Bidang Tata Lingkungan DLH Kota Tangsel, Doni Herawan sekaligus sebagai ketua panitia. (dari kanan ke kiri).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangsel Wahyunoto Lukman menjelaskan berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 52 dan No. 53 tentang Gerakan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah dan Penghargaan Sekolah Adiwiyata, sederhananya adalah sekolah yang menerapkan gerakan pembiasaan perilaku ramah lingkungan hidup di sekolah yang dilakukan secara kolektif, sadar, berjejaring dan berkelanjutan.

“Perlu kita pahami bersama-sama, bahwa suatu gerakan yang bersifat pembiasaan ini bukan merupakan lomba yang dalam satu kali pelaksanaan sudah selesai, tapi kita melakukannya terus-menerus secara konsisten dan progresif. Tujuan besarnya adalah peningkatan kualitas lingkungan yang lebih baik, khususnya lingkungan di Kota Tengerang Selatan,” paparnya.

Sejak awal penyelenggaraan sekolah adiwiyata di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2011 hingga saat ini, sebanyak 286 sekolah, mulai di tingkat kota, provinsi, nasional maupun mandiri. Adiwiyata ini tidak hanya bagaimana penanganan lingkungan dan sampah saja, tetapi menyeluruh hingga di kurikulum pembelajaran.

“Kami berkeinginan untuk menyatukan persepsi adiwiyata di sekolah-sekolah, sehingga para pelaku pendidik dapat mengetahui dan memahami dan diharapkan dapat mewujudkan sekolah adiwiyata yang peduli dan berbudaya lingkungan.  Diharapkan juga adiwiyata bisa mengajak anak dalam pembiasaan, tanggung jawab, kebersamaan, peduli lingkungan. Yang utama adalah edukasi kepada siswa terkait karakter lingkungan,” harapnya.

Kepala Bidang Tata Lingkungan DLH Kota Tangsel, Doni Herawan menjelaskan penyelenggaraan kegiatan sekolah adiwiyata tingkat kota menuju provinsi diikuti peserta sebanyak 140 orang berasal dari. 25 peserta sebagai pembina dan penilai kota.  43 sekolah yang sudah lolos tingkat kota, yang akan dilanjutkan ke tingkat provinsi. Serta 8 sekolah yang sudah lolos tingkat provinsi, akan dilanjutkan ke tingkat nasional. Adapun tingkat sekolah yang hadir dimulai dari TK/sederajat, SD/sederajat dan SMP/ sederajat.

Kebersamaan-Jajaran pimpinan DLH Kota Tangsel bersama dengan Wakil Walikota Tangsel Pilar Saga Ichsan (tiga dari kiri depan) foto bersama dengan seluruh peserta.

Ketua Forum Adiwiyata Kota Tangerang Selatan Raden Roro Truetami Ajeng Soediutomo menyampaikan bahwa budaya peduli lingkungan perlu dilakukan sejak dini. Sebagai upaya pertama untuk meningkatkan pola pikir ramah lingkungan. Berangkat dari kenyataan inilah, tahun ini Dinas Lingkungan Hidup bersama Forum Adiwiyata menggulirkan Gerakan Peduli Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (GPBLHS) tingkat Kota Tangerang Selatan. Dan menjadikan GPBLHS ini sebagai program lingkungan yang ditujukan untuk mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah untuk melestarikan lingkungan.

“Dari tahun ketahun, kami bersama-sama menyambut persiapan penilaian dengan melaksanakan bimbingan teknis penyusunan dokumen atau komponen GPBLHS kepada sekolah-sekolah yang sedang bersiap melanjutkan jenjang penghargaan. Bimtek dengan menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya. Kami harap bisa menjadi dasar semangat bapak ibu dalam menjalankan GPBLHS di tahun –tahun kedepannya,” ucapnya.

Tentu dengan dilaksanakannya pembinaan melalui bimbingan teknis ini akan terbuka wawasan bagi warga sekolah sehingga tidak menutup diri terhadap program pemerintah. Karena selama ini sekolah masih salah persepsi terhadap adiwiyata, pada umumnya sekolah-sekolah menganggap adiwiyata itu program yang memerlukan biaya mahal. Padahal tidak seperti itu.

“Mudahnya, program adiwiyata terintegrasi di dalam akreditasi, RPP, kurikulum, profil sekolah, silabus, 8 standar dan kegiatan siswa yang berintegrasi dengan lingkungan,” tutupnya. (adv).

Tinggalkan Pesan

- Advertisement -spot_img
Komentar Terbaru
Must Read
- Advertisement -
Related News