back to top
HARIANRAKYAT.ID Mengucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 79 "Nusantara Baru Indonesia Maju
HARIANRAKYAT.ID Mengucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 79 "Nusantara Baru Indonesia Maju
BerandaBantenTingkatkan Mutu Sepakbola, Asprov PSSI Banten Gelar Pelatihan Lisensi C

Tingkatkan Mutu Sepakbola, Asprov PSSI Banten Gelar Pelatihan Lisensi C

KOTA TANGSEL, HARIANRAKYAT.ID– Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Banten mengadakan pelatihan Lisensi C PSSI Diploma diikuti sedikitnya 26 peserta. Berasal dari Banten, Kalimantan, DKI dan Jawa Barat, pada (8-21/5) di Syahida Inn, Ciputat Timur, Kota Tangsel.

Panitia Pelaksana Slamet Ardiansyah menyampaikan bahwa Lisensi C PSSI Diploma diselenggarakan Asprov PSSI Banten menjadi program kerja asosiasi sepak bola yang diketuai Pilar Saga Ichsan, sekaligus Wakil Walikota Tangsel. Dirinya juga menyampaikan berjalannya pelatihan ini berkat support dan dukungan dari ketua serta wakil ketua dan para Esco serta jajaran pengurus Asprov Banten.

“Mengapa kemudian diadakan Lisensi C, tentu ini  bagian peningkatan SDM di Banten untuk pelatih, sekaligus dalam mentaati regulasi PSSI pada kompetisi Liga Soeratin, liga tiga, liga dua dan liga satu. Di mana Liga Soeratin regulasinya harus berlisensi C, Liga tiga berlisensi D, liga dua berlisensi A dan liga satu, berlisensi A Pro,” ujar Dogai sapaan akrabnya.

Dirinya berharap, mudah-mudahan dengan adanya lisensi ini dapat meningkatkan kualitas sepakbola di Provinsi Banten.  Kepelatihan diisi dari PSSI Pusat, Zaenal Abidin (Zapello) didampingi Asisten Instruktur, Deny Syamsudin asal Bandung.

“Selain itu juga turut menghadirkan instruktur lain yang memberikan materi pelatih fisik, dokter, psikolog, goal kiper dan IT. Mudah-mudahan ini bukan terakhir dan memberikan semangat pelatih yang ada di Banten, sebagaimana kebutuhannya sangat diperlukan,” tambah ia.

Sekolah Sepakbola (SSB) se Banten mencapai 169, secara umum kebutuhan pelatih mencapai 2400 pelatih dan saat ini baru ada 700 pelatih berlisensi. Mudah-mudahan ini menjadi kegiatan yang positif kedepan untuk meningkatkan kualitas  sepakbola di Provinsi Banten

Dalam agenda pelatihan ini Sekum Asprov Banten Edi Muhal yang membuka. Sementara itu, selama berlatih di Lapangan Rempoa, Ciputat Timur, dengan jumlah peserta 26 orang, terdiri 95 persen warga Banten, dan sisanya di luar Banten, DKI, Kalimantan dan Jawa Barat.

“Peserta berasal dari SSB, Akademi dan Club. Dan lisensi ini bisa digunakan untuk se Asia, sehingga meski pelatih berdomisili di Banten, bisa mengajar di seluruh kota Indonesia bahkan negara-negara di Asia,” tambah pria yang akrab menyapa Kawan ini.

Instruktur Kepala PSSI Pusat Zaenal Abidin atau biasa dikenal Zapello menambahkan Lisensi c adalah tahapan kedua dimana bergerak di rentang usia 14-17 tahun. Diperuntukan bagi Liga Soeratin. Materi yang diberikan antara lain tentang pengembangan permainan, kendati pengembangan skill diulang kembali juga pada Lisensi D. Tapi intinya tentang bagaimana pengembangan permainan bagi pemain.

“Bagaimana pemain membangun serangan dari bawah, dari tengah dan kedepan. Kemudian scoring. Lalu scoring juga dibagi lagi, dari tengah atau dari pinggir dengan bola-bola crossing. Kalau di tengah bola wall pass. Itu dari segi penyerangan,” bebernya.

Lalu juga diajarkan transisi, bagaimana saat membangun serangan tiba-tiba kehilangan bola. Maka diajarkan transisi bagaimana mampu defence. Termasuk diajarkan pengembangan permainan tentang defence, melakukan pressing di daerah lawan. Diajarkan cara kerja striker serta bagaimana membangun serangan dari bawah.

Dan diajarkan cara membangun serangan dari tengah, baru kemudian diajarkan bagaimana cara merebut bolanya. Karena ada materi cetak gol dari tengah dan cetak gol dari pinggir. “Kita ajarkan juga bagaimana menghalau atau mencegah lawan cetak gol dari tengah. Bagaimana komposisinya. Seperti apa dan siapa saja yang terlibat di situ. Begitu juga yang dari pinggir. Sebelum terjadinya serangan dari pinggir dia akan mencegahnya lawan yang bermain dari sisi kanan dan kiri,” tuturnya secara rinci.

Jadi secara detail Lisensi C ini lebih sulit bagi pelatih, karena bekerja keras bagaimana menguraikan permainan yang ada di lapangan. Dengan latihan-latihan yang terpotong-potong, sehingga semakin meningkat, semakin sulit.

Dirinya menjelaskan lebih jauh, dari Lisensi D, ke Lisensi C yang memiliki rekomendasi dari instruktur rata-rata 6 bulan kemudian. Tapi yang tidak direkomendasi, satu tahun kemudian. Setiap kursus instruktur selalu membuat rangking yang dilaporkan ke PSSI. Sedangkan untuk yang satu tahun, secara otomatis dibolehkan terpenting aktif serta memperoleh rekomendasi Askot.

Dari Lisensi C menuju ke B, rekomendasi tercepat satu tahun. Sekarang kepelatihan sudah jadi primadona, yang hanya cinta bola pun mulai menekuni dunia ini dan itu sah-sah saja, selama bisa menendang dan passing bola, kalau tidak bisa sulit. Jadi bukan harus mantan pemain nasional, yang penting bisa main bola.

“Sebab dampaknya sangat berpengaruh dengan adanya Pelatih berlisensi. Jika pemain kita ingin bagus maka kita harus memiliki banyak pelatih yang berlisensi. Kendati bukan berarti  yang tidak berlisensi tidak bagus. Tapi ada metode-metode yang diajarkan bagi yang memiliki lisensi, karena ada materi pembaruan mulai dari pengembangan dan aturan-aturan yang mana selama 4 tahun sekali ada pembaruan,” tutupnya. (red).

Tinggalkan Pesan

- Advertisement -spot_img
Komentar Terbaru
Must Read
Related News