Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang Selatan melakukan pembinaan Adiwiyata Tingkat Kota di 50 sekolah yang dilakukan sejak 10 Oktober hingga 20 Oktober 2022. Dari 50 sekolah sederajat terdiri dari TK, SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK.
Dalam agenda ini sedikitnya ada 13 orang yang ditugaskan untuk membina 50 sekolah di Kota Tangerang Selatan. Salah satu pengawas dari Kemenag Kota Tangsel, yang juga menjadi petugas pembinaan Anis Anjani menyampaikan agar pembinaan maksimal dan merata dibagi per kelompok. Masing-masing dua orang, dalam satu kelompok. Di tambah satu petugas dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang Selatan sebagai pendamping.
“Dengan jadwal pembinaan satu hari dua hingga tiga sekolah, mendatangi sekolah-sekolah untuk diberikan pengarahan bagaimana membangun lingkungan sekolah untuk mendapatkan adiwiyata. Kriteria yang harus terpenuhi pertama menyangkut kebersihan atau pengolah sampah. Kedua menyangkut kerindangan sekolah, dan ketiga adalah tentang keindahan dan kerapian serta keempat adalah kepedulian stakeholder,” ujarnya.
Pembinaan dilakukan supaya sekolah-sekolah memahami betul apa yang harus dilakukan dalam mewujudkan lingkungan yang bersih, nyaman, asri dan rindang. Sehingga dapat dinikmati seluruh siswa, para guru dan lingkungan sekolah.
“Bagaimana cara sekolah untuk melakukan gerakan peduli berbudaya lingkungan. Jadi lebih kebiasaan-kebiasaan sehari-hari. Karena tidak mudah merubah kebiasaan orang,” ujarnya.
Diharapkan dengan program Adiwiyata ini, akan dapat memacu dan menginspirasi sekolah lain untuk ikut berperan aktif dalam mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. Program adiwiyata sekolah tidak lain adalah sebagai upaya mengajak warga sekolah memahami tentang pelestarian lingkungan hidup. Dengan terciptanya pengetahuan serta kesadaran. Jika kesadaran tercipta maka, semangat untuk selalu menjaga lingkungan agar tetap lestari akan berkobar.
“Tentu harapannya setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan menuju lingkungan yang sehat dan menghindari dampak lingkungan yang negatif. Sehingga berdampak pada pembentukkan sikap anak didik dan warga sekolah terhadap lingkungan. Dimana dapat tercermin dalam kehidupan yang diwujudkan pada sikap dan perilaku sehari-hari. Baik di sekolah, rumah atau di lingkungan tempat mereka tinggal,” tambah ia.
Sejatinya, lingkungan yang bersih dan sehat menjadi impian siapa saja termasuk dalam hal ini adalah sekolah sebagai lembaga pendidikan. Sebab dengan lingkungan yang bersih dan sehat, mampu memberikan dampak positif bagi warga lingkungan sekolah. Lebih nyaman, asri untuk merasakan kedamaian.
“Pada ujungnya adalah tanggung jawab lingkungan yang bersih dan sehat merupakan kewajiban bersama. Bukan diserahkan hanya ke pemerintah, atau petugas kebersihan di lingkungan sekolah atau kepada lembaga pendidikan. Ini tidak akan selesai, apabila tidak digarap bersama-sama baik siswa, guru, staf, karyawan dan unsur pimpinan sampai kepada orangtua siswa,” bebernya. (adv).