HARIANRAKYAT.ID-KOTA KEDIRI, bagi warga Mojoroto dengan Achmad Koharudin tentu tak asing lagi. Ia sebagai Kepala Lurah Mojoroto Kota Kediri, Jawa Timur.
Pejabat kelahiran Kediri 20 Mei 1982 yang lalu itu, telah menduduki jabatan selama enam tahun.
Perjalanan sampai menjadi lurah tentu tidak didapat dengan mudah. Perjuangan keras dilalui. Mulai dari mengenyam Pendidikan kedinasan dengan serius hingga melanjutkan studi ke luar negeri.
Pengalamanya menarik, seusai pendidikan S1 dan belum sempat mengabdi, dirinya diminta untuk melanjutkan Pendidikan S2 di Prancis bidang administrasi publik oleh Walikota. Ketika itu dijabat Achmad Maschut.
“Namun di Prancis sambil mendaftar untuk S3, akan tetapi ada kendala. Jadi hanya sampai S2 saja di Perancis, kemudian pulang,” tuturnya mengenang.
Sebelum menjadi lurah, pria berusia 41 tahun itu, sempat bertugas di Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Tugasnya mengurusi data-data kepegawaian pegawai Kota Kediri. Setelah mendapat promosi lurah, langsung geber membuat banyak program.
“Banyak program yang telah saya jalankan dan telah dirasakan oleh masyarakat. Alhamdulilah banyak sekali program,” tambah lurah yang menjabat sejak 2017 lalu.
Soal program kerja, sosok pejabat ramah itu mengatakan tentu memprioritaskan kebijakan Bapak Walikota. Yakni Prodamas Plus dan lain-lain, termasuk program dari dinas-dinas sudah pasti dijalankan.
“Program yang secara swadaya 12 handal di mana Mojoroto berhasil menggali potensi masing-masing RW. Setelah itu, kita kembangkan menjadi kampung-kampung tematik,” imbuh lulusan SI Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) yang kini berubah menjadi IPDN di Jatinangor, Bandung Jawa Barat.
Beberapa program seperti adanya kampung keren yang sejalan. Kemudian Kelurahan Berseri tingkat Pratama Madya Mandiri dari Gubernur Jawa Timur.
“Ada juga program Kampung Pro Iklim dari Kementerian Lingkungan Hidup, Kelurahan Sehat dari Dinas Pendidikan Kota Kediri, dan Kelurahan Bersih Narkoba dari BNN sejak 2021. Kita juga ditunjuk sebagai Kelurahan Cinta Statistik dari BPS Kota Kediri,” tambah ia semangat.
lanjut ia, Kelurahan Mojoroto juga ditunjuk BPOM sebagai Kelurahan Pangan Aman dari BPOM Jawa Timur. Satu sisi ada hal yang membuat semangat perangkat kelurahan dan masyarakat, di satu kesempatan dinobatkan juara dua kampung Pancasila.
“Dan baru-baru ini Insya Allah semoga menjadi Kampung Moderasi Beragama,” harapnya.
Dari sederet prestasi dan program yang digulirkan, ragam tanggapan masyarakat pun bermunculan. “Alhamdulillah kami mendapat juara tiga untuk indeks kepuasan masyarakat se Kota Kediri. Dan dalam melayani masyarakat juga dinilai bagus. Kemarin kami juara tiga. Tentunya masyarakat juga mendukung sekali dengan program programnya kelurahan. Dan kami pun juga sudah menyatu dengan warga apa yang dimau warga juga kami mendukung,” serunya.
Yang terpenting menurutnya, asal positif dan sebaliknya. Sehingga tampak ada kemudahan-kemudahan pada saat menjalankan program, sehingga seberat apapun itu dapat dilalui.
Terlebih mojoroto memiliki 12 RW/53 RT, sekitar 16.000 jiwa. Artinya kelurahan ini cukup besar. Maka untuk melayani begitu banyak warga, tersimpan suka dan duka.
“Sukanya bisa berhubungan dengan banyak orang, maka macam-macam seninya. Tentu agar bisa berkomunikasi dengan berbagai karakteristik warga masyarakat, bisa guyon, saling menyemangati dan lain-lain, itu suka banget,” kelakarnya.
Dukanya kadang merasa bahwa, 24 jam per, 7 hari dalam seminggu itu kurang. Karena memang sangat luas sekali wilayahnya. “Dan tentunya kalau wilayahnya luas kan permasalahan juga berbanding searah,” tutupnya. (lik).
BalasTeruskan |