HARIANRAKYAT.ID, KOTA TANGSEL-Penyakit kusta, atau hanseniasis, adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium leprae.
Meskipun kusta telah dikendalikan dengan baik di banyak negara, tetapi masih saja ada beberapa kasus baru yang muncul setiap tahunnya.
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin RS Sari Asih Ciputat, dr Bimo Aryo Tejo, SpKK, menerangkan jika ada 3 tanda dan gejala utama penyakit kusta, yaitu pertama muncul ruam, bercak pada kulit baik rata atau tinggi atau ada penonjolan dengan berbagai jenis warna bisa putih, merah, coklat sampai hitam.
“Yang pasti baal atau kebas yang jika bercak tersebut dipegang atau disentuh kapas atau sampai ditusuk jarum tidak begitu terasa dibanding bagian kulit yang lain,” sebutnya.
Kemudian yang kedua menurut dr Bimo Aryo Tejo, SpKK, adanya pembesaran saraf tertentu di beberapa bagian tubuh yang biasanya di sekitar leher, siku, belakang lutut dan kaki.
“Ketiga ialah diperlukan pemeriksaan bakteri yang terdapat dibagian tubuh tertentu dengan mikroskop,” tambah ia.
Disebutkan dr Bimo Aryo Tejo, SpKK, jika salah satu dari tiga tanda utama tersebut ada, dipastikan orang tersebut positif terkena kusta. Penyebab utama kusta adalah bakteri, yang berkembang cukup lambat seperti bakteri penyebab TBC.
“Beruntung, penyakit kusta bukanlah penyakit kutukan atau penyakit keturunan. Penderita kusta atau lepra bisa disembuhkan dengan penanganan yang tepat dan jangka waktu yang ditentukan,” beber ia.
Lebih jauh disebutkan dr Bimo Aryo Tejo, SpKK, penyakit kusta terbagi dua kategori yaitu kusta kering dan basah. Perbedaannya jika kusta kering secara awam bisa disebut diakibatkan jumlah bakteri yang sedikit sedangkan kategori lepra basah diakibatkan bakteri yang lebih banyak.
“Jika tidak segera ditangani, kusta bisa mengenai atau menjalar ke semua saraf tepi yang mengenai organ mata, tulang dan lainnya,” ujar dr Bimo Aryo Tejo, SpKK.
Penyebaran bakteri kusta di terangkan dr Bimo Aryo Tejo, SpKK, secara teori ditularkan melalui droplet saat penderita batuk atau bersin atau meludah. Gumpalan udara berisi bakteri bisa tersebar terbawa angin dan mengenai orang lain yang di dekatnya sehingga bisa menular.
Seseorang yang kontak langsung atau erat (sering) bertemu, berkumpul, bisa meningkatkan risiko penularan terlebih imunitas orang tersebut lemah sehingga memudahkan perkembangan bakteri kusta.
“Baiknya, penularan bakteri kusta tidak semudah penyebaran virus flu,” tutupnya. (din).
BalasTeruskanTambahkan reaksi |