CIPUTAT– Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tangsel khusus untuk hotel dan restoran dinilai masih tinggi. Bahkan urutan ketiga terbesar setelah BPHTB serta pajak bumi dan bangunan (PBB).
Walikota Tangsel, Benyamin Davnie menyampaikan dalam mempertahankan PAD dari usaha hotel dan restoran, tentunya pemkot berupaya mempertahankan dan memajukan agar semakin banyak investor datang ke Kota Tangsel. Salah satunya diberikan kemudahan dalam perizinan. Ditambah lagi Tangsel memiliki daya tarik dari aspek jumlah penduduk.
“Tangsel saat ini dihuni 1,4 juta jiwa dan para tahun 2023 akan mencapai 3 juta jiwa dengan didominasi usia produktif 15-50 tahun. Artinya apa, ini sangat ideal untuk usaha wisata dan kuliner,” ujarnya.
Maka sangat wajar banyaknya pengusaha kuliner yang berlomba-lomba memilih Tangsel, sebagai lokasi usahanya. Yang kedua, soal karakteristik masyarakatnya, pilihan lain adalah Tangsel karena lokasinya yang strategis.
“Tangsel menjadi kota perdagangan dan jasa. Tangsel juga dipilih karena Kota Tangsel tidak macet. Orang Jakarta yang weekday sibuk, saat weekend makannya kesini (Tangsel) karena mereka mencari tempat makan enak, lokasi strategis,” tambah.
Tentu dengan bertambahnya restoran baru di Tangsel diharapkan mampu meningkatkan jumlah pemasukan bagi Pemerintah Kota Tangsel melalui pajak.
“Dengan bertambahnya restoran baru di Tangsel, diharapkan ada juga peningkatan. Karena, di 2021 jauh dibawah target. Sebelum covid, hampir Rp 300 miliar pajak hotel dan resto menduduki peringkat 3 setelah BPHTB dan PBB. Kita harapkan 2022 targetnya Rp 300 miliar lebih,” tandasnya.
Benyamin juga melihat, jika geliat ekonomi di Tangsel mulai bangkit pasca pandemi covid-19. “Ini menunjukan geliat ekonomi di Tangsel mulai bangkit lagi khususnya di bidang kuliner yang semakin banyak,” papar Benyamin. (red).