HARIANRAKYAT.ID, KOTA TANGSEL-Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Tangsel menggelar Rapat Koordinasi Dewan Penasihat (Wanhat). Rapat ini membahas bagaimana menciptakan Pemilu dengan riang gembira serta rukun dan damai, Kamis (26/10/2023) di Gedung Kelembagaan, Jalan Siliwangi No 2, Pamulang Kota Tangsel.
Nampak hadir Wakil Walikota, Pilar Saga Ichsan, Kepala Kantor Kemenag H. Dedi Mahfudin, Kajari Tangsel diwakili Nandar, Dandim 0506 diwakili Mayor Inf. Tarsan, Kapolres Tangsel diwakili Iptu Cecep, Sekretaris Satpol PP Sapta Mulyana, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) diwakili Zeky Yamani.
Rakor Wanhat FKUB mengusung tema “Mari Kita Sambut Pemilu 2024 Dengan Gembira Rukun dan Damai”.
Wakil Walikota selaku Ketua Dewan Penasihat H. Pilar Saga Ichsan, mengatakan sejauh ini pemerintah melihat bahwa keberadaan FKUB cukup baik kontribusinya dalam membantu pemerintah sesuai tupoksi. Semoga ke depan kontribusi dan kinerja FKUB semakin lebih baik.
“Diketahui bersama bahwa dunia pendidikan sudah boleh dipakai untuk berkampanye, kami belum mengetahui pasti apakah rumah ibadah juga sudah boleh dipakai untuk berkampanye?. Terlepas dari boleh atau tidak, terpenting adalah antisipasi segala kemungkinan terjadinya konflik wajib kita tingkatkan, untuk menghindari hal-hal yang tak kita inginkan,” pesan Pilar.
Sementara itu Ketua FKUB Dr. Drs. H. Fachruddin Zuhri, M. Si mengatakan Rakor Wanhat mulai dilakukan secara rutin sejak 2019 hingga sekarang. Rakor Wanhat merupakan momentum yang tepat bagi Pengurus Harian FKUB melaporkan secara langsung kepada pimpinan daerah dan pimpinan instansi vertikal.
“Guna meningkatkan kinerja melalui sinergitas lintas sektoral. Kami semakin menyadari bahwa membangun dan memelihara kerukunan umat beragama mustahil berhasil efektif, jika tidak didukung semua pihak,” ujar doktor yang belum lama ini diwisuda.
Pada sisi lain Ketua FKUB Dr. H. Fachruddin juga menyampaikan bahwa memasuki masa kontestasi Pemilu tentu sebagai organisasi pelat merah sesuai mendat pucuk pimpinan daerah berada pada posisi netral, bukan underbow parpol tertentu dan atau partisan partai politik.
“Maka kami fokus kepada pemeliharaan kerukunan umat beragama. Adapun warna warni kehidupan termasuk perbedaan pilihan dalam Pemilu suatu hal yang mustahil ditolak. Tetapi kedewasaan dalam menyikapi perbedaan satu hal yang wajib diupayakan,” tegasnya.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Tangsel selaku Sekretaris Wanhat, H. Chaerul Saleh, dalam paparannya antaralain mengatakan dirinya mengapresiasi diselenggarakannya Rakor Wanhat ini.
“Setidaknya menyegarkan ingatan betapa pentingya membangun dan merawat tali silaturahmi. Silaturahmi membuat kita yang terlibat di dalamnya semakin sehat dan Insya Allah dibukakan berbagai rahasia pintu rezeki,” doanya.
Mayor Inf. Tarsan menyampaikan kondisi keamanan Tangsel relatif aman terkendali dan keberadaan FKUB termonitor semakin baik.
Demikian disampaikan oleh Sekretaris Satpol PP Sapta Mulyana menyatakan komitmen selalu dalam posisi siaga penuh mengamankan kebijakan pimpinan. Dalam hal ikut serta memelihara kerukunan umat beragama, Satpol PP hadir dan bersaksi. “Selama ini sinergi FKUB-Satpol PP dalam frekuensi yang sama,” tadas Sapta.
Sementara itu dari Disdukcapil Zeky Yamani mengutarakan bahwa Disdukcapil membangun sinergitas dengan FKUB dalam segala hal, sepanjang dibutuhkan dan sesuai aturan tersedia
Dalam kesempatan itu, Ketua Panitia Ida Ketut Ananta menyampaikan, momentum Rakor Wanhat bertujuan agara para pucuk pimpinan instansi vertikal baik Kemenag, Kejaksaaan Negeri, Kodim, dan Polres dapat memberikan berbagai opini atas keberadaan FKUB selama setahun terakhir.
“Baik opini berupa koreksi konstruktif, maupun masukan berupa ide-ide positif agar ke depan FKUB semakin lebih baik,” ucapnya.
Diakhir Rakor Wanhat, menyimpulkan beberapa poin yakni, Pertama, mari terus menerus menyadari bahwa sesama manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan. Tuhan tidak mentolerir permusuhan dan kerusakan alam semesta.
Kedua, semua adalah sesama anak bangsa Indonesia dengan kartu tanda penduduk berlogo sama. Sama-sama berlogo Burung Garuda, dan sejak 28 Oktober 1928 sepakat; satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa Indonesia. (din).
BalasTeruskan |