TANGSEL-Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangsel menggelar sosialisasi persiapan penilaian adiwiyata tingkat Kota Tangsel. Berlangsung di Balai Kota, Selasa 4 Oktober 2022 yang dihadiri sedikitnya ada 120 peserta.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangsel Wahyunoto Lukman menyampaikan bahwa sekolah adiwiyata adalah sekolah sehat, bersih serta lingkungan yang indah. Memiliki kepedulian terhadap lingkungan, sebagai program nyata untuk mengintegrasikan pelestarian lingkungan dalam kegiatan belajar dan mengajar.
Sekolah adiwiyata yang dikenal dengan PBLHS (peduli berbudaya lingkungan hidup di sekolah) yang telah diatur dalam peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 52 tahun 2019, mempunyai 4 tahapan yaitu tingat kota, tingkat provinsi, tingkat nasional dan tingkat mandiri.
“Adapun tujuan gerakan PBLHS adalah mewujudkan perilaku warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup atau penerapan perilaku ramah lingkungan hidup (PRLH). Serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup baik di sekolah maupun masyarakat sekitarnya,” ujarnya.
Lanjut ia, untuk peserta program PBLHS terdiri dari adanya taman kanak – kanak atau raudhatul athfal, sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah, sekolah menengah pertama atau madrasah tsanawiyah, sekolah menengah atas atau madrasah Aliyah dan sekolah menengah kejuruan atau madrasah aliyah kejuruan.
“Harapan kami untuk sekolah – sekolah di atas agar mengikuti program adiwiyata sesuai dengan Perwal No 9 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Program Adiwiyata,” harapnya.
Dengan sekolah adiwiyata, menjadikan para siswanya memiliki karakter peduli lingkungan. Bahkan setelah mereka lulus sekolah adiwiyata mengintegrasikan tiga prinsip dasar dalam penentuan kurikulumnya. Pertama edukatif, berarti pendidikan lingkungan melalui berbagai pembiasaan hidup berdampingan dengan alam. Seperti memelihara dan mengelola lingkungan.
“Hal ini diharapkan dapat mengubah pola pikir dan perilaku warga sekolah menjadi manusia-manusia yang peduli dan cinta lingkungan, baik di sekolah, di rumah, maupun di masyarakat,” ia merinci.
Tahap selanjutnya partisipatif, yaitu melaksanakan program sekolah ramah lingkungan secara komprehensif. Mulai dari pihak pemerintah sampai masyarakat. Oleh karena itu, sekolah diharapkan bisa menyusun kegiatan yang berhubungan dengan program adiwiyata berdasarkan kesepakatan dengan orangtua murid maupun warga sekitar.
“Yang ketiga, berkelanjutan yang memiliki arti bahwa program sekolah adiwiyata dapat dilakukan terus-menerus hingga tujuannya tercapai. Tentu keberhasilan adiwiyata ini tidak lepas dari peran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam mengembangkan sekolah adiwiyata,” tegasnya.
Lanjut mantan Kepala Dinas Sosial Kota Tangsel ini menegaskan bahwa untuk mewujudkan adiwiyata perlu strategi terpadu dan keterlibatan serius baik dari unsur internal sekolah maupun eksternal.
“Semoga jumlah sekolah di Kota Tangerang Selatan yang ikut dalam program adiwiyata akan semakin bertambah, dan semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan dan petunjuk bagi kita semua untuk dapat melaksanakan tugas dan kewajiban dengan sebaik-baiknya. Amiin,” doanya.
Turut hadir Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel Deden Deni, Kasi Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, Deniwati, Sekretaris DLH Kota Tangsel, Irfan Santoso serta tim pembina gerakan PBLHS. (red).