HARIANRAKYAT.ID, KOTA TANGSEL- Banyak orang sering bingung saat mengalami keluhan di dada, apakah gejala tersebut berasal dari penyakit GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) atau penyakit jantung.
Meski memiliki beberapa gejala serupa, seperti nyeri dada, keduanya adalah kondisi yang sangat berbeda dan memerlukan penanganan yang spesifik. Berikut adalah penjelasan lengkap dari Dokter Spesialis Jantung RS Sari Asih IMC Bintaro (RS Sari Asih Group), dr Nanda Ladita, Sp.Jp.
GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)
GERD terjadi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan karena melemahnya sfingter esofagus bagian bawah (LES). Ini menyebabkan iritasi pada lapisan kerongkongan dan menghasilkan berbagai gejala yang sering disalahartikan sebagai nyeri jantung.
Gejala Utama GERD:
- Nyeri dada yang terasa seperti panas terbakar (heartburn).
- Regurgitasi, yakni asam lambung atau makanan yang kembali naik ke kerongkongan atau mulut.
- Rasa asam atau pahit di mulut.
- Batuk kronis, serak, atau tenggorokan terasa mengganjal.
- Kesulitan menelan (disfagia).
Ciri Khas Nyeri Dada GERD:
• Sensasi panas seperti terbakar dan biasanya terasa usai makan atau rebahan.
• Tidak menjalar ke lengan, rahang, atau punggung.
• Bisa diredakan dengan antasida atau perubahan posisi.
Penyebab GERD:
• Kebiasaan makan makanan pedas, asam, atau berminyak.
• Obesitas dan stres.
• Merokok atau konsumsi alkohol.
Penyakit Jantung
Sebaliknya, penyakit jantung melibatkan masalah pada fungsi atau struktur jantung, seperti penyakit jantung koroner (PJK), aritmia, atau gagal jantung. Penyakit ini lebih serius dan dapat mengancam nyawa.
Gejala Utama Penyakit Jantung:
- Nyeri dada yang terasa berat atau seperti tertekan (angina pektoris).
- Nyeri yang menjalar ke lengan kiri, bahu, leher, atau rahang.
- Sesak napas, terutama saat aktivitas.
- Pusing, keringat dingin, atau pingsan.
- Detak jantung tidak teratur.
Ciri Khas Nyeri Dada Penyakit Jantung:
• Terasa seperti ada beban berat, bukan panas terbakar.
• Biasanya dipicu oleh aktivitas fisik atau stres emosional.
• Tidak membaik dengan antasida atau perubahan posisi.
• Sering disertai gejala tambahan seperti keringat dingin atau mual.
Penyebab Penyakit Jantung:
• Penyumbatan pembuluh darah akibat penumpukan plak kolesterol (aterosklerosis).
• Hipertensi, diabetes, obesitas, atau riwayat keluarga dengan penyakit jantung.
Bagaimana Cara Membedakannya?
- Waktu Muncul:
o GERD: Setelah makan, berbaring, atau membungkuk.
o Penyakit jantung: Saat aktivitas fisik atau stres, kapan saja.
- Respon terhadap Antasida:
o GERD: Nyeri membaik setelah mengonsumsi antasida.
o Penyakit jantung: Tidak ada perubahan dengan antasida.
- Pemeriksaan Medis:
o GERD: Didiagnosis melalui endoskopi atau tes pH esofagus.
o Penyakit jantung: Memerlukan EKG, ekokardiogram, atau angiografi.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera cari bantuan medis jika Anda mengalami:
• Nyeri dada yang berat dan tidak hilang.
• Nyeri menjalar ke bagian tubuh lain.
• Sesak napas, pusing, atau keringat dingin.
• Gejala GERD yang tidak membaik setelah perawatan mandiri.
Jadi, meskipun GERD dan penyakit jantung memiliki beberapa gejala serupa, mengenali perbedaannya adalah kunci untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Penyakit jantung bisa mengancam jiwa, sedangkan GERD juga dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan benar. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan perawatan yang tepat. (*).