HARIANRAKYAT.ID, KOTA TANGSEL-Petugas pemulasaran jenazah (Amil) di tengah masyarakat sangat dibutuhkan. Sementara jumlahnya sangat sedikit, ini yang mendorong Pemkot Tangsel gencar melakukan bimbingan dan pelatihan (Bimtek).
Melalui Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan bersama Dewan Masjid Indonesia (DMI) Tangsel secara terus menerus mengadakan Bimtek, berlangsung di Hotel Marilyn, Kecamatan Serpong, Tangsel, Rabu (22/11/2023).
Walikota Tangsel, Benyamin Davnie, membuka bimtek diikuti oleh banyak dari perwakilan di tujuh kecamatan mengharapkan sasaran tidak hanya para orangtua. Namun perlu juga menargetkan kalangan anak muda. Dengan harapan generasi muda juga turut serta dalam masalah pemulasaran jenazah. Sebab ini sangat mulia.
“Saya berharap tahun depan kegiatan ini bisa menjangkau generasi muda. Selain itu, saya harap hal demikian tidak hanya mengenai teknis mengurus Jenazah, melainkan juga mensosialisasikan pemakaman sesuai tata cara menurut agama, dan hal-hal lainnya yang perlu dilakukan. Intinya lebih progresif,”kata Benyamin.
Selain itu, Benyamin juga mengatakan pihaknya akan terus mengoptimalkan kegiatan ini guna terlaksana dengan sebaik-baiknya.
“Karena jumlah penduduk Tangsel semakin banyak, kami akan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dari perangkat desa sampai kota agar program ini dapat berjalan sesuai dan seharusnya.” imbuhnya.
Ketua DMI Tangsel Heli Slamet mengatakan bimtek pemulasaran jenazah dilakukan rutin setiap tahun dengan jumlah peserta mencapai 350 orang. Dibagi menjadi dua gelombang. Pertama pada 14 November 200 orang dan gelombang kedua 22 November 150 orang.
āPada tahun 2022, sebanyak 420 peserta dilakukan dari kecamatan ke kecamatan. Dengan peserta per kecamatan 60 orang. Sedangkan saat ini per kecamatan 50 orang,ā tutur Ustad Heli Slamet.
Tujuan dari bimtek memberikan peningkatan bagi Amil serta kaderisasi calon amil. Bagi yang sudah Amil, harus menjadi amil profesional dengan mengikuti syariat pemulasaran jenazah.
āSedangkan bagi calon Amil untuk kaderisasi di mana Amil yang sudah ada, banyak yang sepuh maka perlu ada pengganti. Perlu ada penambahan. Sebab terkadang di lingkungan sedang ada yang berduka, sementara Amil tidak ada karena sedang ada aktivitas di luar,ā tambah Heli.
Kegiatan ini bagian stimulan agar setiap DKM mengadakan pelatihan pemulasaran jenazah untuk jamaahnya. Karena pemulasaran jenazah bukan tanggung jawab Amil. Tapi keluarga. Jika masih belum berani. Maka keluarga bisa membantu Amil dalam pemulasaran jenazah.
āKedepan akan memfokuskan pelatihan pada anak muda,ā tutup mantan aktivis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (din).
BalasTeruskan |