HARIANRAKYAT.ID, BOGOR-Upaya mencetak kader ulama cinta tanah air, ditempuh melalui Pendidikan Kader Ulama (PKU) Angkatan-IV.
Diselenggarakan oleh MUI Kota Tangsel berlangsung selama tiga hari, Senin-Rabu (19-21/6/2023) di bilangan Puncak Kabupaten Bogor Jawa Barat.
Dalam kesempatan itu, Moderator Ustad Aep Saepudin mendoakan semoga tidak ada pemisahan antara ideologi Pancasila dengan Islam.
Adapun pemateri Dr H Abdul Rojak, MA yang juga sebagai Sekretaris Umum MUI Kota Tangsel menyampaikan tentang “Islam dan Ideologi Pancasila”. Selain itu ia menyampaikan ucapan apresiasi atas peserta yang turut hadir.
“Atas nama MUI Kota Tangsel terima kasih kehadiran para peserta PKU yang mana tahun ini tempatnya di luar Kota Tangsel supaya pesertanya fokus,” ujar Sekretaris Umum MUI Kota Tangsel.
PKU ini program unggulan dari MUI Pusat sejak dilaunching tahun 2009, dengan tujuan pertama menyiapkan kader MUI untuk menopang para ulama sepuh yang sudah banyak meninggal. Makanya perlu kader atas kelangkaan ulama.
“Makanya harus bangga menjadi peserta PKU yang mana menjadi orang penting. Kader adalah orang yang dipersiapkan untuk menjadi orang penting di masyarakat, yakni orang yang memiliki peran di tengah masyarakat dan bangsa dan agama,” tambah ia.
Di samping mencetak orang yang ahli. Juga mencetak orang yang memiliki nasionalisme yang tinggi terhadap NKRI. Karena ada ulama yang memiliki keislaman tinggi tetapi menolak NKRI. Karena dianggap tidak sesuai syariat Islam. Maka di PKU antara keislaman dan Pancasila dipadukan.
“Sehingga memiliki rasa kebangsaan dan nasionalisme Indonesia. Sehingga alumni PKU tidak ada yang menjadi anarkis dan garis keras,”tambah ia.
Jika peserta PKU melihat ada kelompok ingin menganti ideologi Pancasila, sehingga berupaya membuat kekacauan dan lain-lain. Ini karen pengulangan kembali pada era masa lalu.
“Mudah-mudahan peserta PKU ketika di luar sana bertemu dengan orang yang mencuci otak kita dan membenturkan ideologi pancasila dengan Islam maka harus berpikir jernih,” tambah ia.
Negara Indonesia adalah nilai-nilai ketuhanan, meski bukan negara Islam tapi ideologi Pancasila namun pada hakikatnya nilai-nilai Islam masuk dalam berbagai kebijakan baik undang-undang dan kebijakan lainnya seperti peradilan agama dll.
“Banyak negara hancur karena perang ideologi. Mudah-mudahan di Indonesia dijauhkan dari peperangan karena ideologi,” tutupnya. (din).