back to top
HARIANRAKYAT.ID Mengucapkan Selamat Hari PAHLAWAN "Teladani Pahlawanmu Cintai Negerimu
HARIANRAKYAT.ID Mengucapkan Selamat memperingati hari PAHLAWAN "Teladani Pahlawanmu Cintai Negerimu
BerandaNasionalSeminar Stunting: Pemprov DKI Jakarta Catat Stunting 14,8 Persen, Terendah Jaksel Tertinggi...

Seminar Stunting: Pemprov DKI Jakarta Catat Stunting 14,8 Persen, Terendah Jaksel Tertinggi Pulau Seribu

HARIANYAKYAT.ID, JAKARTA – Seminar Penanganan Stunting Berbasis Masjid mengusung tema “Peran Masjid Dalam Melakukan Angka Stunting di DKI Jakarta”. Rabu, (31/7/2024) di Lobby Convention Hall Jakarta Islamic Centre, Jakarta Utara.

Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (PPIJ) Dr. KH. Didi Supandi, mengatakan secara global tahun 2019 angka stunting di nasional ada sekitaran 28%. Upaya yang dilakukan pemerintah ialah penurunan 3% pertahun atau sekitar 15% per 5 tahun sehingga target 2024  turun hingga 14%.

“Kenapa hingga 14%, karena standar internasional jika angka stunting menurut WHO angka dibawah atau sama dengan 20% akan dianggap rendah status stunting,” ujarnya.

Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia menargetkan di bawah 20% secara nasional. Provinsi DKI Jakarta angka stunting 14,8%. Yang terendah di Jakarta Selatan. Sedangkan tertinggi ada di Pulau Seribu. Dengan angka stunting 14,8%, DKI Jakarta termasuk rendah pada Tingkat Nasional dan Tingkat dunia.

“Kemudian usaha kita bersama saling bahu-membahu, saling bekerjasama untuk menurunkan angka stunting yang terjadi seminimal mungkin. Stunting atau minimnya gizi pada anak itu terjadi antara 0 hari sampai 1000 hari atau 3 tahun,” ujarnya.

Didi menambahkan dalam catatan Pj Gubernur DKI Jakarta problem stunting pada balita secara total berkaitan dengan minimnya gizi ada sekitar 30%. 

“Tetapi 70 persen berakibat dari kurangnya perhatian orang tua dan juga karena kurangnya edukasi yang utuh berkaitan dengan kebersihan, Kesehatan dan sebagainya,” ia merinci.

Kepala Bagian Mental Spritual Biro Pendidikan dan Mental Spritual (Dikmental) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Aceng Zaini, menambahkan 

dua tahun menyusui, maka  jangan sampai punya anak tidak dikasih ASI, tapi malah dikasih susu kaleng.

“Jangan salahkan karena tidak dikasih yang baik. Stunting ini bukan masalah gizi saja, tapi masalah pendidikan anak juga. Masjid atau mushola itu merupakan melatih stunting mental”, jelasnya.

 Aceng Zaini kembali menambahkan semangat dari Pemprov DKI Jakarta berkolaborasi dengan seluruh stakeholder dari Kelembagaan Agama, Kemenag, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, DMI dan PPIJ. 

“Semangat terus dalam menggelorakan bahwa tubuh anak itu harus sehat, harus cerdas, harus pintar. Itu semangat kita semua agar anak-anak di DKI Jakarta diberikan gizi yang baik, sehat dan  juga cerdas dengan penanganan stunting berbasis masjid. Karena mental spiritual harus masuk juga, raganya harus sehat juga batinnya itu mungkin dari kami minta semua harus tumbuh dan berkembang pada anak-anak,” ujarnya. 

Acara seminar ini diisi dengan narasumber Kabid Urusan Agama Islam Kanwil Kemenag Pemrov DKI Jakarta, Saiful Amri, Kepala Pusat PPIJ, Dr. KH. Didi Supandi, Ketua Umum DMI DKI Jakarta, Drs. KH. Ma’mun Al Ayyubi, Kapala Divisi Penyiaran PPIJ, Ustadz Moh. Zein dan Kepala Seksi Gizi dan Kesehatan ibu anak Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dr. Muh. Fahrisal A. (bil).

Tinggalkan Pesan

- Advertisement -spot_img
Komentar Terbaru
Must Read
- Advertisement -
Related News