Sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia yang dianggap sudah tidak layak lagi untuk digunakan. Namun untuk memanfaatkan sampah yang dianggap tidak ada nilainya, perlu ada pemilahan sebelum dibuang.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang Selatan, Wahyunoto Lukman, menjelaskan dalam kehidupan sehari-hari sisa aktivitas yang dihasilkan di rumah atau di lingkungan merupakan sampah rumah tangga. Seperti aktivitas memasak, menggunting kertas dan lain sebagainya.
“Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga. Ada juga sampah sejenis sampah rumah tangga yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya,” ujarnya.
Pada dasarnya, jenis sampah tersebut dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu sampah organik dan sampah non-organik. Perbedaan yang paling mendasar dari kedua jenis sampah ini adalah waktu yang dibutuhkan untuk terurai.
“Sampah organik merupakan jenis buangan yang bisa dan relatif cepat mengalami penguraian,” tambah ia.
Sebaliknya, sampah non-organik sulit untuk diurai dan membutuhkan waktu yang cenderung lama. Nah, kedua jenis sampah inilah yang sebenarnya disarankan untuk dipisahkan.
“Sampah organik bisa terurai meski dibuang begitu saja dan akan hilang dengan sendirinya. Beberapa contoh sampah yang masuk dalam kategori sampah organik di antaranya adalah sisa makanan, kulit buah, sisa masakan dari dapur, dan daun-daunan,” ia merinci.
Tetapi bila dibiarkan begitu saja dapat menimbulkan bau tidak sedap dan menyebabkan penyakit karena menjadi sarang kuman dan bakteri serta mengundang lalat dan tikus. Biasanya jenis sampah ini juga bisa diolah kembali menjadi pakan ternak, pakan maggot BSF, biogas, dan pupuk.
“Sebaliknya, sampah non-organik biasanya akan sulit terurai. Yang termasuk dalam daftar sampah jenis ini adalah botol minuman, plastik, dan kaleng. Sampah ini tidak akan hancur dalam waktu yang lama meski dibakar sekalipun,” beber ia.
Tentu bila dibiarkan begitu saja kandungan kimia yang terdapat di sampah non organik dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan air tanah. Namun, sampah non-organik ternyata masih memiliki nilai ekonomis dan bisa dimanfaatkan menjadi sesuatu yang lebih terpakai.
“Dengan memisahkan sampah organik dan non-organik bisa memudahkan pemilihan dan penggunaan kembali jenis sampah sesuai dengan kegunaannya. Selain itu, memisahkan pembuangan kedua jenis sampah ini nyatanya bisa membantu mencegah terjadinya penumpukan sampah, sumber penyakit dan pencemaran lingkungan,” tutupnya. (adv).