TANGSEL -Mencari tempat pendidikan bagi anak-anak bukan hal yang mudah bagi orangtua. Terlebih tinggal lingkungan perumahan, untuk mendapatkan bimbingan guru ngaji secara intens sesuai kaidah ilmu apalagi tanpa biaya tentu sangat langka.
Inilah salah satu alasan Ustad Usman Abdullah seorang penghulu yang bertugas di wilayah Pondok Aren membuka tempat belajar ngaji di kediamannya. Ia menamakan Pengajian Rumah Kemuning 73. Nama ini diambil sesuai dengan lokasinya di Jalan Kemuning 1 RT 4/5 No 73 Pamulang Barat, Pamulang Kota Tangsel.
“Sudah sejak 2017 kami membuka pengajian ini bagi anak-anak. Bermula dari permintaan warga. Mereka datang, satu, dua anak dan akhirnya terus bertambah hingga kini. Anak-anak tinggal di lingkungan sekitar,” ujar Ustad Usman.
Ustad penikmat kopi dan batu akik ini menerapkan metode pembelajaran sesuai ilmu yang didapat ketika nyantri. Metode ini lazim pada zamannya dengan metode sorogan. Metode sorogan diurai oleh Ustad Usman yakni pembelajaran kitab secara individual, di mana setiap santri menghadap secara bergiliran kepada kyai untuk membaca, menjelaskan atau menghafal pelajaran yang diberikan sebelumnya.
“Anak-anak mulai dari TK hingga SMA. Bagi yang belum mengenal huruf Hijaiyah, mereka dikenalkan. Untuk sampai mereka kenal, hafal dan lancar membutuhkan waktu satu bulan. Bahkan lebih, tergantung kemampuan masing-masing anak,” ujarnya.
Dirinya bersama sang istri dan dibantu empat pengajar, dengan sabar mendampingi satu persatu anak-anak. Untuk menentukan anak boleh melanjutkan ke bacaan lain atau tetap, Usman Abdullah yang menentukan. Dia seksama betul, huruf per hurufnya, bunyi bacaannya, panjang pendeknya yang dilafalkan oleh anak-anak. Jika dinilai sudah benar 100 persen, makan anak boleh pindah ke ayat atau halaman selanjutnya.
“Pola pembelajaran sorogan, kalau belum betul bacaannya belum boleh lanjut. Adapun untuk teknik bacaan menggunakan metode Tartil, Sari’ dan Nagham atau dikenal dengan (TARSANA). Cara ini anak-anak lebih enjoy karena menggunakan lagu,” tambah Ustad humoris itu.
Nyaris sempurna ilmu yang didapat bagi mereka, selain mengenal huruf hijaiyah, dan hukum bacaan tajwid serta cerita para nabi. Termasuk anak-anak diajarkan untuk menerapkan hidup sehat dan kedisiplinan seperti olahraga saat akhir pekan. Meski kegiatan olahraga tidak rutin, namun tergantung momen tertentu. Namun ini membuat anak-anak sangat gembira.
“Gratis tidak ada pungutan biaya. Sebaliknya saat Ramadan, mereka malah mendapatkan hadiah berupa uang 100 ribu per anak jika mengkhatamkan Al Quran. Bahkan pernah 25 anak hatam dengan jumlah 2,5 juta. Menurut kami ini sangat membahagiakan, bisa berbagi kepada mereka. Ini luar biasa bagi kami. Tujuannya untuk memberikan semangat bagi anak-anak,” tambah ia.
Satu alasan membuka ngaji sorogan, ingin merawat tradisi, di samping itu ada harapan yang jauh lebih besar yaitu berbuat baik kepada orang lain. Dirinya mengaku sebagai manusia tentu banyak dosa, dan tidak pernah tahu amalan yang mana akan membawanya pada surga. Maka tercetus membuka pengajian sorogan. “Doa kami semoga dengan mengajar anak-anak, mereka merasa senang menjadi wasilah amalnya diterima oleh Allah SWT,” doanya.
Saat ini tercatat ada 40 anak. Dari 40 anak itu, semua sudah membaca Al Qur’an. Tinggal lima anak yang belum. Rata-rata mereka dhuafa termasuk ada anak yatim, bahkan ada anak yang sekolahnya dibiayai oleh Ustadz Usman Abdullah. (red).
Matta’anallohu bikulli hayatihi wa Naffa’anallohu bikulli ulumihi,,,amiin….
Salam takzhim untuk abangku…ust Usman Abdullah Al-Zhomakhtan…