HARIANRAKYAT.ID, KOTA TANGSEL-Sedikitnya ada 550 menerima paket sembako dari GKI Maleo Raya Bintaro Sektor 9 Pondok Aren. Berlangsung Rabu (1/5) di Jalan Maleo Raya, Sektor IX, Pondok Aren, Kota Tangsel.
Turut hadir Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Tangsel Dr. H. Fachruddin Zuhri, Drs. M.Si, Pdt. Dr. Thomas Kartomo, M. Th. Ph.D dan umat Kristiani GKI Maleo Raya Bintaro Sektor 9 Pondok Aren.
Pembagian paket sembako tersebut menurut Pdt. Dr. Thomas Kartomo M. Th, Ph.D masih dalam rangka perayaan hari Paskah. Ada 550 orang telah menerima kupon untuk ditukarkan dengan paket sembako, yang dikemas sedemikian rupa oleh pihak panitia penyelenggara.
“Agar masyarakat penerima manfaat tidak berdesak-desakan dan panitia pun dapat memastikan kenyamanan masyarakat penerima manfaat dalam proses pengambilan paket sembako,” ucapnya.
Sementara itu menurut Pdt. Parulian Situmorang dalam sambutannya, kegiatan baksos ini merupakan praktik dengan konsep apik anti pilih kasih.
“Pembagian sembako tersebut, sekalipun merupakan praktik konsep anti pilih kasih panitia tetap melakukan distribusi kupon dengan selektif, semua-mata agar tepat sasaran,” tambah ia.
Sementara itu, Ketua FKUB Dr. H. Fachruddin Zuhri, Drs. M.Si menegaskan bahwa, apa yang dilakukan oleh umat Kristiani GKI Maleo Raya Pondok Aren hari ini, sangat tepat dan sejalan dengan upaya Walikota dan jajaran yang belakangan secara eksplisit berupaya sedemikian rupa membumikan motto Tangsel, cerdas, modern dan religius (CMR) dalam bentuk kegiatan nyata.
“Secara sederhana cerdas dapat diartikan sikap saling hormat menghormati satu sama lain sesama anak bangsa dan sesama umat beragama,” jelasnya.
Sedangkan modern dapat dimaknai adab atau tata krama, sopan santun atau kemampuan adaptif dalam berkehidupan. Sedangkan makna religius dimaknai dalam dua perspektif pertama firman Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa “Lakum dinukum waliyadin yang artinya bagiku agamaku dan bagimu agamamu. Demikian juga dalam hadis Rasulullah shallallahu alaihi wasallam “khoirunnas anfauhum linnas yang artinya “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain.
“Tuhan tidak membenarkan umatnya saling mengganggu, dan Rasul bersabda bahwa, manusia mulia itu yang memberikan manfaat hidupnya bagi orang lain dan tak ada manusia yang tak ingin dimuliakan, tetapi kita seringkali lupa bahwa, lebih dahulu memuliakan orang lain itu perbuatan lebih mulia,” tutupnya. (din).
BalasTeruskanTambahkan reaksi |