HARIANRAKYAT.ID, BANTEN-Ketua Dewan Pendiri Perkumpulan Masyarakat Batak (PMB) Kota Tangsel sekaligus putra tokoh pendiri Ikatan Keluarga Batak Muslim (Ikabamus) di Provinsi Banten mengecam aksi pengeroyokan di Baros Pandeglang, Banten beberapa waktu lalu.
Ucok AH Siagian merupakan putra dari Alm. H. AM Siagian menyampaikan keprihatinan yang mendalam dan turut mengecam aksi yang dilakukan oknum terhadap seorang ustad sehingga mencoreng suku Batak di tanah jawara. Tentu apresiasi disampaikan kepada jajaran Polda Banten yang telah menangkap para pelaku.
“Kami sangat prihatin dan mengecam keras aksi yang dilakukan beberapa oknum sehingga menjadi polemik yang cukup serius di permukaan,” ucap mantan Sekretaris Umum Pendekar Banten Korda I DKI Jakarta periode 2006-2016.
Menurutnya, sekian lama Ikabamus berjalan beriringan dengan masyarakat Banten, bahkan tokoh yang sangat sentral Banten Alm. Abah Prof Dr. H TB Chasan Sochib yang memupuk IKabamus. Bahkan pada saat itu Alm.H. AM Siagian selalu mendampingi Alm. Abah Prof Dr. H TB Chasan Sochib sehingga tidak pernah ada gesekan dan persoalan yang menyangkut masalah sara.
“IKABAMUS Banten berdiri sejak thn 2000 yang dipupuk dengan baik sehingga selama ini tidak pernah ada gejolak kontra dengan etnis. Maka yang terjadi saat ini sekali lagi itu hanya oknum dan kami menyesalkan. Harapannya dihukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” tandasnya.
Tidak kalah penting saling menjaga, jangan sampai unsur etnik yang selama ini damai dikotori oknum yang tidak baik. Oleh sebab itu bagi masyarakat Batak yang ada di Provinsi Banten harus saling menjaga, mengajarkan dan mengedepankan etika, adab dan Budaya.
“Hal ini dapat dilakukan oleh tokoh masyarakat Batak dari seluruh perkumpulan Marga maupun Parhutaon bisa memberikan contoh yang baik terhadap warganya agar hal ini tidak terulang lagi,” ia memohon.
Serta masyarakat Batak senantiasa menjaga kondusifitas dan silaturahmi dengan baik, dengan mengedepankan peribahasa di mana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Hindari pemicu disintegrasi bangsa sebab bisa disalah gunakan orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan memperkeruh suasana.
“Penting juga penguatan kembali tokoh masyarakat Batak untuk menjaga adat dan budaya. Karena adat budaya Batak lebih kental dengan nilai demokrasi dan toleransi,” tutupnya. (din).