HARIANRAKYAT.ID, KOTA TANGSEL Tanggung jawab sebagai seorang muslim, harus mampu menyampaikan kebenaran. Melalui media apa saja, salah satunya memanfaatkan media sosial.
Hal itu dikatakan Humas Kemang Kota Tangsel H Azharul Fuad Mahfudh saat menjadi narasumber pelatihan Kader Pendidikan Ulama (PKU) Angkatan ke IV, yang diadakan oleh MUI Kota Tangsel, di Puncak Bogor Jawa Barat.
“Kita sebagai pendakwah harus bisa meng counter. Karena banyak pendakwah yang diupload di medsos kemudian, di potong-potong oleh pihak lain sehingga mendeskriditkan Islam,” ujar kiyai alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Banyak orang yang baru belajar agama, lalu mudah mengkafir kafirkan orang lain. Yang tidak sama dengan mereka, dituding masuk neraka. Ini berbahaya. Maka harus diluruskan melalui media dakwah dengan berbagai cara. Ditambah lagi penyebaran berita bohong yang begitu massif sehingga bisa dianggap menjadi kebenaran.
“Hoax menyebabkan berita bohong. Hoax berkembang sejak Nabi Adam AS yang dibohongi oleh syaitan untuk memakan buah terlarang. Iblis menggoda Nabi Adam AS cukup lama, selama puluhan tahun,” tambah ia.
Terlebih saat ini dengan berkembangnya teknologi semakin mudah menyebar luaskan berita bohong. Dengan format yang beragam seperti gambar, foto dan video serta narasi dan meme.
“Baik topik soal agama, politik dan etnis termasuk soal kesehatan hingga musibah bencana alam. Itu yang paling sering digunakan,” imbuhnya.
Solusinya adalah, para kader PKU harus mampu mengoptimalkan keberadaan perkembangan digitalisasi, seperti media sosial, kanal berita serta masih banyak yang lain.
Ada banyak piranti media sosial yang bisa digunakan salah satunya tiktok yang kini tengah digandrungi masyarakat. Untuk memenuhi kemudahan pengguna, Tiktok menampilkan banyak kemudahan dan tampilan menarik.
“Bagaimana bapak dan ibu berceramah, kemudian ada running teks, untuk membantu tunarungu sehingga butuh tulisan. Ini harus terus diupayakan agar penyebaran dakwah jauh lebih masif untuk masyarakat luas,” tutupnya ia. (din).