HARIANRAKYAT.ID, KOTA TANGSEL-Kampung Ekowisata Kranggan, Setu, Kota Tangerang Selatan menjadi rujukan studi tiru oleh pejabat Pemerintah Kabupaten Gianyar Bali. Mereka berjumlah 80 orang mulai dari lurah hingga camat datang ke Keranggan, Senin (29/4/2024).
Kepala Dinas Pariwisata Kota Tangsel Heru Sudarmanto, menyampaikan selamat datang kepada rombongan dari Gianyar Bali.
“Kami merasa terhormat dapat kunjungan dari Bali yang notabene memiliki tempat wisata jauh lebih baik dari kami. Semoga kunjungan ini menjalin silaturahmi dan sharing pengalaman antar kita,” kata Heru di hadapan para tamu.
Kunjungan yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali ini bertujuan meningkatkan wawasan dan pengetahuan para perbekel /lurah se Kabupaten Gianyar Bali. Lebih kepada soal tentang pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan ekowisata.
Ia sampaikan hormat kepada Asisten Daerah (ASDA) 1 Bidang Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) Dr. I Ketut Mudana, serta Ketua Rombongan Perbekel Sidan, I Made Sukra Suyasa.
“Karena saya Sebagai Kepala Dinas Pariwisata Kota Tangsel maka langsung menyambut para tamu hadiri, semoga berkenan hadir di Kecamatan Setu Kota Tangsel,” tuturnya di damping Lurah Kranggan, Madih, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kranggan, Alwani
Sebagai penghormatan, disuguhkan sajian tarian dari Sanggar Tari Wandasari yang berada di kampung Ekowisata Kranggan, dilanjutkan dengan penyematan pemberian cinderamata kepada Asda 1 bidang Kesra Kabupaten Gianyar berupa peci khas Kota Tangsel Provinsi Banten.
Asisten Daerah (ASDA) 1 Bidang Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) Kabupaten Gianyar Bali, Dr. I Ketut Mudana menjelaskan kunjungan ini tak lain adalah study tiru dari kampung Ekowisata Kranggan khusus mengenai proses pemberdayaan masyarakat dengan segala problematikanya.
“Yang mana mampu membentuk kesadaran masyarakat untuk membangun kampung menjadi Ekowisata. Tentu hal ini nantinya dapat diterapkan oleh para perbekel/lurah di kabupaten Gianyar Bali,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kranggan Alwani, menceritakan proses pemberdayaan masyarakat di Kampung Ekowisata Kranggan, mulai dari keberadaan kampung dengan kondisi kumuh, penduduk yang miskin, tempat pembuangan sampah hingga menjadi kampung yang terancam tergusur oleh pengembang.
“Maka untuk memulai pemberdayaan masyarakat perlu adanya dua hal yaitu perjuangan dan pengorbanan. Keduanya harus dimiliki oleh penggerak (pemimpin). Sebab dengan itu masyarakat dapat melihat adanya kesungguhan dan dapat mendorong kearah perubahan yang lebih baik sesuai dengan apa yang diharapkan,” pesan Alwani.
Di penghujung acara, ramah tamah serta kunjungan ke galeri UMKM yang ada di Kampung Ekowisata Kranggan. (din).
 | BalasTeruskanTambahkan reaksi |
