TANGSEL-Cara unit dilakukan oleh KONI Tangsel untuk menyuntik semangat para atlet, salah satunya melalui film. Film yang diproduksi di Papua dalam ajang Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas), oleh Bhuana Art Sinema (BAS), yang diulas dalam webinar roadshow ngopi (Ngobrol Pilm), di Gedung KONI, Pondok Karya, Pondok Aren, Kota Tangsel, Selasa (16/08).
Ketua Umum KONI Tangsel, Letkol (Purn) Hamka Handaru menyampaikan terselenggara kegiatan ini berkat kerjasama Kementerian Pertahanan, Direktorat Bela Negara (Pothan), serta Pemkot Tangsel, KONI dan Bhuana Art Sinema (BAS). Ini sebuah kegiatan positif dengan mengambil film tentang olahraga dari atlet difabel.
“Mengingat film bertema olahraga maka selaras dengan KONI. Pesan dalam film ini memotivasi orang dari nol. Dari seorang pahlawan, zero to hero. Karena perjuangan diambil dari kisah nyata. Bahkan sampai mau bunuh diri karena putus asa,” ujar Hamka bersama penulis skenario Ani Ema.
Yang muncul dalam benak, kenapa dirinya yang jadi difabel. Namun kemudian karena orang terdekatnya, maka secara perlahan bisa bangkit. Maka dari itu sangat dibutuhkan orang-orang di sekeliling yang memiliki pemikiran positif. Jangan sebaliknya.
“Juga penting bagi kita bahwa berada dengan orang-orang yang memang memberikan dampak positif itu memberikan dampak yang baik. Sebab bisa didorong untuk terus berjuang agar berprestasi. Bahkan akhirnya (atlet ini) dapat emas di Papua. Artinya itu sebuah perjuangan. seorang atlet harus berjuang,” tambah ia.
Lebih lanjut diutarakan bahwa unsur bela negara manakala berbuat positif itu merupakan bagian dari bela negara. Bela Negara tidak harus jadi tentara dan mengangkat senjata. Tidak buang sampah sembarangan itupun bagian dari bela negara. “Kita taat pada aturan sudah jadi bela negara. Jadi warganegara yang baik itu sudah jadi bagian dari bela negara. Jadi sangat luas. Maka olahraga menjadi atlet prestasi itu jadi belanegara, membawa nama Negara, bahkan bisa mengibarkan bendera merah putih di dunia internasional dari olahraga,” dirinya menjabarkan.
Dirinya berharap, pelajaran dari film layar lebar yang akan diluncurkan pada September mendatang menjadi inspirasi nyata. Diperkuat dengan webinar bertajuk “Menjadi Generasi Kreatif Untuk Bangsa” melegitimasi untuk menjadi atlet berprestasi memang butuh perjuangan besar. Yang pada ujungnya adalah untuk bangsa dan Negara tercinta ini.
“Mudah-mudahan mampu memotivasi teman-teman KONI untuk bisa berprestasi lebih baik. Apalagi jelang Porprov. Tantangan ada. Anggaran belum diterima. Tapi jangan terus putus asa. Justru bagaimana caranya kita tetap latihan. Kalau sudah prestasi saya yakin siapapun akan melirik,” Hamka memberikan semangat kepada seluruh Cabang Olahraga KONI Tangsel.
Pesan dari film ini tentang kegigihan, perjuangan. Dua poin itu dapat dijabarkan bahwa orang itu menjadi di atas punya prestasi terbaik bukan gratis. Sebuah proses panjang, menemui rasa sakit, bahkan sampai berdarah-darah. “Termasuk harus merogoh kocek sendiri contohnya sekarang di KONI. Tapi bagaimana caranya dengan keinginan membuat yang terbaik untuk Kota Tangsel tentu terus semangat,” tegas ia sambil mengenalkan Kyandra Kailana Susanto atlet skateboard internasional.
Mencetak seorang atlet tidak instan pasti ada proses. Prosesnya itu dari diri sendiri. Punya modal motivasi. Kalau malas susah. Ditambah lagi, dia dapat pelatih yang tepat. Itu salah satu kunci. “Dan unsur tambahannya tentang adanya sarana prasarana. Jadi tidak bisa dipisahkan satu-satu. Semua menjadi satu kesatuan yang harus dimiliki para atlet untuk bisa meraih prestasi yang tertinggi,”tutupnya. (sin).