HARIANRAKYAT.ID, MAGETAN- Kamis pagi (18/4/2024) warga Kampung NU, Desa Turi, Panekan, Magetan Jawa Timur mulai memadati jalan-jalan. Sekitar empat ribu ketupat menggantung di sepanjang jalan sejauh 1 kilometer.
Lebaran Ketupat menjadi agenda tahunan seusai Lebaran Idul Fitri. Biasanya lebaran ketupat atau bodo kupat dilaksanakan sepekan setelah idul Fitri yang mana setelah melakukan puasa Syawal selama enam hari lamanya.
Mulai dari anak-anak, remaja hingga orangtua berebut ketupat yang tergantung di depan rumah penduduk. Bebas mau ambil berapa pun. Bahkan warga setempat menyediakan menu sarapan dari olahan ketupat lengkap dengan lodeh, sayur mayur, peyek dan menu tambahan lainnya. Pengurus Fatayat NU MWC Panekan serta Banom nampak sibuk melayani pengunjung yang datang untuk sarapan di lokasi.
Bahkan berbagai jenis sayuran seperti timun disediakan untuk diambil secara gratis. Pada momen arak-arakan yang diikuti barongsai, reog Ponorogo dan tari tarian anak-anak menjadi daya tarik tersendiri. Tak jarang, pengunjung datang dari berbagai wilayah.
Usai dibuka dengan arak-arakan, warga memulai dengan istighosah bersama, dipimpin oleh KH Marhaban Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Poncol Magetan, serta para pimpinan pondok pesantren Kampung NU Njoso, hadir juga jajaran panitia serta Kabag Kesra Pemkab Magetan, Permadi Bagus, Forkopimcam Panekan, mulai dari Polsek Panekan, Koramil Panekan, Camat dan Kepala Desa serta pengurus MWCNU Panekan.
Ketua Paniti Wisata Ketupat Kampung NU Muhammad Ainun Najib mengatakan sebagai agenda tahunan berharap warga untuk selalu terlibat dan mendukung acara ini. Selain merawat tradisi lebaran ketupat, juga menjadikan wisata religi yang dihelat setahun sekali sejak 2017 silam.
Salah satu warga Rejomulyo, Panekan Magetan Marsih mengaku sudah dua kali menghadiri lebaran ketupat selain bisa menikmati makan ketupat secara gratis juga terdapat hiburan reog dan barongsai. (din).