back to top
HARIANRAKYAT.ID Mengucapkan Selamat Hari PAHLAWAN "Teladani Pahlawanmu Cintai Negerimu
HARIANRAKYAT.ID Mengucapkan Selamat memperingati hari PAHLAWAN "Teladani Pahlawanmu Cintai Negerimu
BerandaDaerahMendag Zulkifli Hasan Dengarkan Keluhan Petani Tembakau

Mendag Zulkifli Hasan Dengarkan Keluhan Petani Tembakau

HARIANRAKYAT.ID-KOTA KEDIRI, Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan, audiensi bersama para petani tembakau di Hotel Grand Surya Kediri, Jawa Timur, Rabu (2/8/2023).

Dalam audensi tersebut, selain dihadiri para petani tembakau, juga dihadiri pihak pabrik rokok PT Gudang Garam Tbk Kediri.

Petani tembakau asal Temanggung, Jawa Tengah, Budi Sulaiman mengaku saat ini terjadi penurunan harga jual tembakau sejak tiga tahun terakhir. Petani terpaksa melepas tembakaunya ke pabrik dengan harga rendah pada kisaran Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu per kilogram.

“Dengan harga tembakau berkisar Rp 30 ribu hingga 50 ribu perkilogram, maka tidak menutup biaya produksi. Apalagi jika dihitung biaya sewa tanahnya. Dan petani akan merasakan untung, jika harga jual tembakau yang diharapkan petani di angka Rp 50 ribu-120 ribu per kilogram,” ujarnya.

Lanjut ia, kendati harga jual tembakau murah. Ironisnya harga pupuk malah mahal dan sulit didapatkan. Dengan pertemuan ini, diharapkan para petani berharap perusahaan rokok dapat menaikkan harga beli tembakau, agar petani tidak terus merugi.

“Tentunya kami sangat berterima kasih kepada Pak Menteri yang telah memfasilitasi dan dan mempertemukan para petani dengan pihak perusahaan rokok. Semoga perusahaan rokok terketuk hatinya,” harapnya.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan, kedatanganya ke Kediri untuk memfasilitasi teman-teman petani tembakau dari Temanggung dan Wonosobo, berjumpa dengan Gudang Garam membahas soal harga dan keluhan para petani.

“Para petani tembakau mengeluhkan soal harga tembakau yang murah. Tetapi perusahaan juga punya keluhan-keluhan terkait dengan perkembangan teknologi seperti sekarang ini yang tidak diperkirakan sebelumnya,” tambah ia.

Ternyata Gudang Garam dan perusahaan rokok yang lain omsetnya itu turun maka produksinya turun. Kenapa omset perusahaan rokok bisa turun, rupanya sekarang ini banyak pengganti rokok yang tidak dikira sebelumnya, seperti rokok elektronik yang nama Vape dan Iqos.

“Kalau perusahaan omsetnya turun, tentu keperluan tembakau juga akan turun. Nanti bagaimana. Jangan sampai pabrik rokok yang mempunyai tenaga kerja banyak, kena pajak banyak, sementara Vape dan Iqos tidak bayar pajak misalnya,” tambah ia.

Menurutnya Ini masukkan untuk pemerintah. Pihaknya akan menampung dan mempelajari sejauh mana Vape dan Iqos itu dikenakan aturan, harusnya pajaknya lebih tinggi daripada rokok kretek yang mempergunakan tenaga kerja yang begitu banyak.

Ia melanjutkan dalam pertemuan itu bahwa
keluhan para petani yang kedua adalah harga pupuk naik. Karena pupuk tidak termasuk pupuk untuk pertanian, ini juga harus dicari jalan keluarnya ini bagaimana.

“Yang ketiga petani itu juga ternyata hampir sebagian besar itu memakai uang rentenir yang bunganya 10% sebulan. Bunganya 10% sebulan beberapa untungnya, kapan untungnya,” bebernya.

Kondisi ini, banyak yang harus diurus. Dan tentunya ini harus kerjasama. “Baik dengan bupati dan para gubernur, tentu juga dengan pemerintah pusat,” tutupnya. (lik).

Tinggalkan Pesan

- Advertisement -spot_img
Komentar Terbaru
Must Read
- Advertisement -
Related News