HARIANRAKYAT.ID, KOTA TANGSEL-Kado spesial dari Forum Pemuda Lintas Agama (FPLA) Tangsel kepada Walikota Benyamin Davnie. Dinobatkan sebagai tokoh kerukunan, bertepatan pada HUT Tangsel ke-15.
Acara dihelat pada Sabtu (18/11/2023), di Restoran Telaga Seafood BSD, Serpong Kota Tangsel. Melalui silaturahmi antar umat beragam se Tangsel, sedikitnya ratusan orang tokoh turut hadir.
Pembina FPLA Kota Tangsel Dr. H Abdul Rojak di sela menyerahkan penghargaan mengatakan, FPLA memberikan ini kepada Tokoh Kerukunan berdasarkan prestasi sebagai kota dengan kualitas toleran. Baik di berbagai kota dan kabupaten di tanah air.
“Ini sebagai bentuk komitmen kami menghargai jerih payah pemangku kebijakan berhasil merawat kerukunan di Tangsel,” ujarnya.
Mantan Kemenag Tangsel itu, kembali menyebut jika selama ini membina anak muda lintas agama merasakan perhatian Walikota Benyamin Davnie. Tentunya dalam merawat kerukunan dengan aktif berdialog dengan tokoh lintas agama.
“Kami serahkan penghargaan yang diwakili Bapak Asda Satu Kota Tangsel H Dadang Raharja. Ini bentuk apresiasi kami atas kiprah Bapak Walikota dalam memberikan arahan kepada pemuda lintas agama di Kota Tangsel selama ini,” tambah Rojak didampingi pengurus FPLA Ari Ardian dan Adi Simanulang.
Sementara itu, Asda Satu Kota Tangsel, Dadang Raharja membacakan sambutan orang nomor satu di kota yang berusia 15 tahun untuk senantiasa berkomitmen menjaga kerukunan. Dengan cara melibatkan semua unsur.
“Hari ini saya ucapkan terima kasih pada kalangan muda yang terus giat menjaga kerukunan dengan gelar acara temu silaturahmi antar umat beragama,” katanya.
Merawat toleransi butuh peran banyak pihak agar pemerintahan Kota Tangsel bisa lebih peka dalam menyikapi beragam perbedaan.
“Alhamdulillah sambutan ultah Tangsel sangat meriah di setiap tempat. Bahkan ada yang gelar dangdutan,” katanya disambut riuh para peserta.
Hadir dalam acara tersebut dari unsur agama Islam, Hindu, Budha, Konghucu, Katolik dan Kristen yang secara bergantian menyampaikan harapan agar terus menjaga kerukunan di Tangsel.
Turut memaparkan materi silaturahmi Dr. Almahdi Akbar Pimpinan Ponpes Insan Qur’ani Tangsel
Dia menjelaskan misi pertama kenabian adalah kemanusiaan tanpa membedakan agama, suku dan bangsa sehingga dakwahnya dapat diterima semua kalangan hingga menyebar sampai ke tanah air.
“Waktu itu Nabi Muhammad SAW berada di wilayah penyembah berhala, tapi tetap mengutamakan tali silaturahmi. Banyak yang menerima ajakan Nabi Muhammad SAW lebih disebabkan oleh kualitas komunikasi baik pada berbagai suku,” ungkap dia.
Sebagai masyarakat majemuk, Tangsel juga akan bisa merawat toleransi jika ikut menjalankan cara Nabi Muhammad SAW bergaul dengan sesama ketika dakwah.
“Intinya tetap menghormati antar sesama meski beda keyakinan dengan kita. Karena siapa pun itu tetap harus dihormati meski beda keyakinan dengan kita,” tutupnya. (din).
BalasTeruskan |