HARIANRAKYAT.ID, KOTA TANGSEL– Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Tangerang Selatan melakukan sosialisasi bahaya kekerasan pada anak di sekolah, Rabu (23- 30/8/2023).
Analis Kebijakan Ahli Muda, pada Bidang Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak DP3AP2KB Kota Tangerang Selatan, Hartina Hajar, mengatakan, sosialisasi dilakukan untuk pencegahan kekerasan terhadap anak. Sekaligus upaya menekan angka kekerasan anak di Tangsel.
“Sasarannya terutama di sekolah-sekolah karena saat ini kejadian tawuran, kekerasan terhadap anak. Tentu ini sudah menjadi masalah kita bersama dan harus segera ada langkah konkrit sebagai langkah preventif,” ujarnya.
Sejak tahun 2019, pihaknya gencar melakukan sosialisasi pada TK, SD, SMP, SMA, dan beberapa madrasah. Bahkan tingkat universitas. Untuk materi tergantung pada peserta dan sasarannya.
“Untuk TK, pengenalan bahaya kekerasan pada anak disosialisasikan lewat gerak dan lagu ditampilkan melalui audio visual,” ujarnya.
Ada lima bagian tubuh yang tidak boleh disentuh oleh orang lain kecuali ibu kandung dan tenaga kesehatan yang memeriksa saat sakit. Namun harus ada orang tua/wali yang mendampingi saat pemeriksaan pada anak yaitu mulut, dada, perut, bagian kemaluan depan termasuk kedua paha dan pantat.
Sekarang ini sudah ditetapkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2023 Tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan.
Di mana bentuk kekerasan terdiri atas, kekerasan fisik, kekerasan psikis, perundungan, kekerasan seksual, diskriminasi dan intoleransi. Serta kebijakan yang mengandung Kekerasan dan bentuk Kekerasan lainnya.
“Pada Pasal 6. Perundungan masuk dalam bentuk kekerasan, jadi harus menjadi perhatian kita semua,” jelasnya.
Kepala SD Alfath BSD, Sri Indarwati Candra, mengatakan bahwa DP3AP2KB Kota Tangerang Selatan terbantu dengan sosialisasi yang ada.
“Kami bekerja sama dengan PAT untuk melakukan tugas ini tentunya berkolaborasi dengan dinas terkait. Sudah 2 tahun berturut-turut kami menggandeng dinas PPA untuk mensosialisasikan stop bullying di SD AL-FATH BSD,” ucapnya.
Di sekolah Al-Fath sendiri ada waktu yang disediakan untuk siswa curhat (curahan hati) kepada guru di luar jam pelajaran sekolah.
Hasilnya, para guru bisa mendapat informasi soal murid dan bisa lebih memahami murid.
Mewakili PAT SD Al-Fath BSD, Irma mengatakan materi ini sebaiknya semua siswa harus tahu bahkan orang tua. Agar mereka melek atas informasi update yang ada. Ke depan pihaknya akan coba agar SMP juga mendapatkan edukasi tentang pencegahan kekerasan termasuk kesehatan reproduksi.
“Agar anak-anak kita mendapatkan pembelajaran dengan bahasa yang tepat serta mudah dimengerti sesuai usia mereka,” tutupnya. (din).